Rabu, 14 November 2007

ADA APA DENGAN "PENCAK SILAT" ?

Ada Apa Dengan Pencak Silat?
Post By indosilat
Thursday, September 14, 2006 17:37:40
Clicks: 1000



Mungkin ini adalah kata yang tepat untuk olah raga beladiri tradisional negeri ini. Ada rasa asing bagi anak negeri terhadap seni beladiri sendiri. Ketika tiap olah raga bela diri mulai merambah sendi kehidupan generasi muda anak negeri, ada yang terbalik dengan keadaan Pencak Silat. Silat, silek, pencak silat, penca, menca, mamenca, atau apapun istilah lainnya kini malah mulai tertidur. Ada ironi yang menghinggapi hati negeri ini. Ketika negeri jiran kini amat bangga dengan budayanya, kini kita malah dihinggapi rasa rendah diri terhadap karya budaya sendiri, andaikan dulu kita adalah bangsa yang rendah hati kini kita adalah bangsa yang rendah diri. Keunikan dan dan kekhasan Pencak Silat kini tergeser oleh imej (image) yang terlanjur tertempel pada diri Pencak Silat itu sendiri. Bahwa Pencak Silat adalah olah raga bela diri dari kampung. Banyak usaha yang telah dilakukan anak negeri ini memperkenalkan Pencak Silat kepada dunia dan seperti yang kita ketahui kini olah raga bela diri ini telah banyak digemari dan dipelajari lebih dari 20 negara yang tergabung dalam PERSILAT. Sayangnya pesatnya perkembangan Pencak Silat di negeri lain tidak dapat diimbangi dengan kemajuan di negeri asalnya. Sungguh suatu yang menyakitkan bila kita teliti bahwa imej (image) yang terlanjur tertanam bahwa Pencak Silat adalah bela diri asal kampung kini malah terseret menjadi kampungan karena ketidakmampuan kita dalam manajemen dan organisasi. Kini satu persatu perguruan Pencak Silat, baik yang berorientasi olah raga, seni, maupun bela diri mulai berguguran, satu persatu mulai kehilangan murid maupun peminat. Jika ada hal unik yang dapat Pencak Silat tawarkan, seharusnya tiap orang akan tahu apa yang “dijual” Pencak Silat. Ketidaktahuan Guru, Pelatih, instruktur beladiri ini dalam “mengemas” dan “menjual” Pencak Silatlah yang akhirnya membuatnya menjadi anak tiri di rumah sendiri. Bagaimana mungkin kita akan “membeli” sesuatu jika apa yang kita lihat dan kita dengar tidak membuat kita tertarik. Gegap gempita dan riuh rendahnya suasana gelanggang sepuluh-lima belas tahun lalu dalam tiap kejuaraan kini mulai sepi, terasalah bagi para pesilat yang berumur bahwa kini suasana seperti dulu tak dapat mereka nikmati. Tinggal kenangan manis yang tersisa. Kesedihan yang tertanam pada hati tiap pesilat, pendekar maupun guru, tak akan mampu terbayar oleh apapun. Hasil yang ada tak sebanding dengan pengorbanan yang mereka lakukan. Kita yang memiliki Padepokan Pencak Silat terbesar didunia, malah menjadi asing apabila masuk kedalamnya. Sepinya kegiatan Pencak Silat ditiap hari dalam padepokan yang notabenenya rumah sendiri bagi pesilat, membuat bingung kita. Padepokan yang terlihat bagaikan sosok gedung gagah yang tak ramah. Masih sejumput tanya yang tersisa kini, adakah kita akan membiarkan sang “Harimau” (Pencak Silat) tertidur? Harimau tetaplah harimau walau tertidur, tapi harimau terjaga lebih ditakuti daripada yang tertidur. Apakah kita akan biarkan Pencak Silat menjadi kampungan sementara diantara kita mampu membantu baik dari penataan organisasi, mengemas “selling point” dan keunikan Pencak Silat hingga laku di “jual” pada anak negeri? Apakah kita akan membiarkan “rumah” kita sepi melompong, sementara kita mampu mengisinya? Jangan jadikan “rumah” kita menjadi gedung yang tak ramah. Jika yang ada dalam hati kita kita tidak, maka mulailah kita melangkah dengan keahlian masing-masing untuk kembali “membangunkan” Pencak Silat. Adalah bukan hal yang mustahil Pencak Silat akan menjadi jati diri bangsa selain sebagai aspek olah raga, bela diri, budaya dan religi. ada istilah tiap hutan ade harimaunye, tiap tempat ade jagonye…..nah kalau tiap negara ada beladirinya…..kenapa Pencak Silat tidak jadi harimau dihutannya sendiri? salam takzim buat semua… By Iwan Setiawan Anggota Milis Silatbogorwww.silatindonesia.com
Aliran Kari Cikaret - Ilmu Pukulan yang Mematikan
Post By core01
Sunday, August 12, 2007 19:42:46
Clicks: 1281



Kari Cikaret tidak mengenal praktek latihan dengan memukul benda-benda keras. Oleh : AMAL IHSAN Plak! Sebuah tamparan ke arah pipi kiri terdengar begitu nyaring. Dari suaranya, bisa dipastikan tamparan itu sangat keras dan menyakitkan. Tak mengherankan jika yang terkena tamparan itu langsung lari terbirit-birit menghindar. Beberapa orang yang menyaksikan adegan tersebut langsung tertawa. Kalian sih bisa tertawa, saya sudah kenyang kena pukulannya. Menyentuhnya saja sudah merinding, kata Mamai sembari bergidik. Mamai adalah salah satu murid aliran pencak silat Kari Cikaret. Yang menampar dia adalah sang guru, Dudun Abdullah. Wajar apabila yang berlatih bergidik. Sebab, siapa pun yang melihat peragaan jurus pukulan yang sangat cepat dan keras itu pasti akan merasa ngeri bercampur kagum. Wak Dudun--sang guru biasa disapa--adalah putra Aa Toha (wafat pada 1972), yang menjadi perintis aliran ini. Nama Kari diambil dari nama Bang Kari, guru silat asal Kampung Benteng, Tangerang, yang menjadi sumber ilmu. Sedangkan Cikaret adalah nama daerah di Cianjur, tempat Aa Toha bermukim. Tidak banyak yang diketahui soal Bang Kari kecuali bahwa ia adalah salah seorang guru dari Rd. H Ibrahim, pendiri Cikalong. Menurut Rd. Memet, salah seorang sesepuh Maenpo Cianjur, Ibrahim semula berguru kepada Bang Madi, asal Kampung Tengah, Tanah Abang, Batavia. Suatu ketika Bang Madi memintanya berguru ke Bang Kari di Tangerang untuk menambah pengalaman. Bang Kari sendiri terkenal sebagai tokoh pencak silat yang menguasai permainan pukulan (peupeuhan). Sesampainya di sana, Ibrahim mengungkapkan niatnya untuk belajar silat. Semula Bang Kari tidak langsung menyetujuinya. Tapi, setelah dijelaskan oleh Ibrahim bahwa ia datang atas petunjuk Bang Madi, Bang Kari lalu paham bahwa secara halus Bang Madi meminta ia mencoba muridnya dan lantas mengajarkan ilmunya. Ibrahim disuruh memasang kuda-kuda dan Bang Kari lantas menyerangnya bertubi-tubi. Ibrahim mampu menghindari semua serangan Bang Kari. Tapi, sebaliknya, Ibrahim pun tidak bisa menjatuhkan Bang Kari. Dia hanya mampu berputar-putar menghindar tanpa mampu menyerang Bang Kari. Ketika Bang Kari hendak menyerang dengan menginjak kaki Ibrahim, serangan tersebut bisa dihindari sehingga papan lantai rumah Bang Kari patah terkena injakan keras tersebut. Bang Kari pun akhirnya berhenti menyerang seraya berkata, Sudah cukup Raden belajar silat karena tidak ada lagi yang bisa mengalahkan Raden. Tapi Ibrahim terus memohon agar ia diterima sebagai murid. Hati Bang Kari pun akhirnya luluh dan bersedia menurunkan ilmunya, Dari Rd. H Ibrahim dan murid-muridnya itulah, yang juga belajar aliran Sabandar dari Muhammad Kosim, ilmu pukulan Bang Kari ini diwariskan sampai ke Aa Toha. Karakteristik aliran ini mengandalkan serangan tangan, baik lewat pukulan kepalan, telapak, punggung tangan, siku, maupun bagian lain dari tangan. Uniknya, bentuk kepalan dalam Kari Cikaret juga khas, yaitu dengan menonjolkan buku jari telunjuk. Kalau ini mengenai bagian tubuh yang rawan, seperti jakun atau leher, bisa mematikan, kata Wak Dudun. Selain itu, serangan dilakukan secara cepat dan bertubi-tubi. Tidak seperti aliran bela diri keras lainnya, Kari Cikaret tidak mengenal praktek latihan dengan memukul benda-benda keras. Memukul benda itu mudah, tapi yang sulit adalah memukul orang karena manusia tentu tidak akan diam kalau dipukul, katanya. Perbedaan lainnya, karena dipengaruhi aliran Cikalong dan Sabandar, Kari Cikaret juga mengenal latihan sparring dengan menempel tangan lawan untuk melatih rasa atau kemampuan mendeteksi serangan lawan. Perbedaannya, dalam latihan sparring itu, reaksi serangannya adalah dengan pukulan keras ke leher, tendangan ke arah kemaluan, cakaran ke bagian muka, dan patahan ke jemari lawan. Karena teknik silat ini yang mematikan, salah seorang murid Wak Dudun pernah membunuh seseorang dalam perkelahian. Karena dia berkelahi untuk membela diri, dia hanya dipenjara selama 2 tahun, katanya. Wajar jika Mamai lari terbirit-birit meski hanya memperagakan salah satu jurus bersama sang guru. Sebab, Maenpo Kari Cikaret memang benar-benar mematikan. www.silatindonesia.com

DWI TUNGGAL : PECAH !

Bagaimana IPSI Pasca Dwitunggal Terpecah?
Post By core01
Wednesday, August 29, 2007 03:20:57
Clicks: 1207



Musyawarah Nasional Ikatan Pencak Silat Indonesia (Munas IPSI) XII, yang memilih kembali Prabowo Subianto, sudah berakhir Jumat (24/8). Munas kali berlangsung seru sebab dwitunggal Prabowo-Rachmat Gobel, yang kompak empat tahun lalu, terpecah menjadi dua kubu sebelum munas dimulai. Bagaimana kelanjutan masa depan IPSI? Berikut pandangan Prabowo Subianto, Ketua Umum IPSI terpilih, dan Eddie M. Nalapraya, tokoh senior pencak silat Indonesia, kepada Donny Winardi. Prabowo Subianto ............................................... Sebagai ketua umum terpilih PB IPSI periode 2007-2011, saya mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada saya. Terima kasih untuk panitia munas yang telah bekerja keras sehingga acara ini dapat berlangsung dengan baik. Juga untuk seluruh peserta, terutama dari daerah-daerah yang jauh, yang telah bekerja keras menghasilkan keputusan-keputusan penting buat PB IPSI empat tahun yang akan datang. Saya tidak ingin berpidato panjang lebar karena semua pasti sangat lelah setelah mengikuti munas selama empat hari. Intinya, marilah kita mengambil pelajaran dari semua yang telah terjadi dalam munas sebagai bahan untuk kita. Saya diberi waktu sebulan untuk menyusun kepengurusan. Untuk itu, saya akan secara intensif meminta dukungan dari seluruh peserta munas. Seperti yang sudah saya katakan, kondisi pencak silat kita membutuhkan crash program. Langkah-langkah cepat karena kita sedang menghadapi acara-acara besar yang strategis dalam beberapa bulan yang akan datang. Karena itu, dalam waktu yang sangat singkat saya akan mengundang para peserta munas untuk datang kembali. Kita akan bersama-sama menyusun pelatnas, yang akan dibentuk kembali. Tim pelatnas yang saat ini ada di Kalimantan sudah saya panggil kembali ke Jakarta. Dalam hari-hari ini kita akan susun kembali. Saya akan meminta bantuan perwira-perwira yang sudah dijanjikan oleh Bapak KASAD. Segera kita bentuk pelatnas yang baru supaya tidak kehilangan banyak waktu. Jadi, dalam sebulan ini akan saya ambil langkah-langkah yang cepat. Ambil yang Baik Saya ingin kita merenungkan kembali semua yang terjadi selama munas. Kita ambil yang baik dan yang kurang berkenan kita saling maafkan. Kalau ada kata-kata yang panas, itu biasa. Ibarat pantun 'kalau ada paku yang patah jangan disimpan di dalam peti, kalau ada kata-kata yang salah jangan disimpan di dalam hati'. Di sini bingung, di sana bingung, tapi hati harus tetap bersih. Sekali lagi saya ingatkan, kita ambil yang baik dan tinggalkan yang kurang baik. Kita harus ingat pada filosofi-filosofi kita, kembali pada jatidiri budaya bangsa Indonesia. Pencak silat menjadi benteng budaya bangsa Indonesia, kearifan nenek moyang kita, dari seluruh penjuru Tanah Air. Semua suku, semua daerah, seluruh bangsa Indonesia, memiliki kearifan. Kita ambil kearifan dari semua daerah. Kalau ada saudara-saudara kita yang mungkin salah paham, kita akan berusaha merangkul dan mengajak. Kita harus selalu berusaha mencari kesejukan, mencari persaudaraan. Kalau ada perbedaan di antara pendekar, itu biasa. Yang penting adalah mari selalu bersaudara. Tidak ada kesalahan yang tidak bisa diperbaiki. Itulah dasar saya untuk memimpin IPSI. Saya terima tugas ini dengan berat. Semata-mata ini adalah penugasan. Saya berharap seluruh unsur akan bahu-membahu membantu agar kehormatan bangsa yang dipertaruhkan di hadapan banyak orang dapat dipertahankan. Pencak silat harus menjadi benteng Merah Putih yang kokoh. Menjadi perekat bangsa Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Pencak silat harus dapat mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kalau dahulu IPSI lahir di tengah perang kemerdekaan, sekarang pun tidak boleh kalah dalam semangat mempertahankan NKRI sampai titik darah penghabisan! Eddie M. Nalapraya ............................................... Saya ikut mengucapkan selamat atas terpilihnya Prabowo sebagai Ketua Umum PB IPSI 2007-2011. Saya sebenarnya tidak mengikuti langsung Munas PB IPSI yang baru berlangsung karena sakit. Saya hanya mengikuti berita dari media dan informasi dari kawan-kawan. Dari berita-berita yang ada dan informasi itu, sepertinya memang ada gejala perpecahan. Saya tak ingin mempersoalkan friksi yang ada di tubuh PB IPSI. Yang jelas kini Prabowo adalah ketua umum. Kalaupun ada masalah seharusnya dapat dibicarakan secara jujur dan terbuka. Saya ingatkan pengurus yang baru nanti harus merefleksi kembali ke tujuan pendirian IPSI tahun 1948. Pengurus yang baru seharusnya menghormati para pendiri IPSI. Organisasi ini didirikan untuk mempersatukan seluruh perguruan silat yang ada di Tanah Air, bukan malah memecah belah. Seharusnya Prabowo mengajak seluruh unsur untuk duduk bersama kembali dan berbicara dengan hati lapang untuk kebaikan pencak silat di masa datang. Kunci sukses kepengurusan Prabowo adalah kemampuan dia memilih pembantu-pembantu yang bakal bertugas menjalankan seluruh program IPSI. Orang-orang yang duduk dalam kepengurusan harus dapat diterima semua pihak. Orang yang dipilih harus punya kualitas hebat dalam berorganisasi. Pengurus yang dipilih harus berakhlak baik dan tak punya cacat. Dia harus setia pada misi, melestarikan pencak silat sesuai dengan tujuan awal IPSI berdiri. Tugas Prabowo tidak enteng. Sebagai bekas perwira tinggi, leadership-nya benar-benar diuji. Tak hanya mempersatukan dan melestarikan pencak silat di Indonesia, tetapi juga mempertahankan nama baik silat Indonesia di dunia internasional. Indonesia sudah dianggap sebagai kiblat pencak silat bagi dunia internasional. Ujian pertama harus dilewati dalam SEA Games 2007 di Thailand dan Asian Indoor Games di Hanoi, yang akan digelar Desember nanti. Dari situ akan kelihatan hasil kerja pengurus baru IPSI. Kalau saya melihat kembali kepengurusan 2003-2007, sebenarnya semua berjalan baik. Bahkan Prabowo dan Rachmat Gobel adalah dwitunggal. Tapi, mengapa sebulan menjelang munas semua jadi berantakan? Siklus kompetisi di era kepengurusan yang lalu juga sangat bagus. Banyak kompetisi yang diputar di dalam negeri. Kalau lantas bicara prestasi internasional yang dianggap menurun, itu tidak sepenuhnya menjadi kesalahan PB IPSI. Bagaimana pengurus daerah dan perguruan bekerja? Apakah sudah baik? Kalau baik, mengapa banyak atlet yang masuk pelatnas dengan kondisi fisik yang di bawah standar? Dalam masalah pembinaan, PB IPSI berperan memberi unsur penajaman. Namun, jangan juga lupakan tugas untuk terus memantau perkembangan di daerah. Tugas Prabowo nantinya adalah mengoreksi fungsi-fungsi kepengurusan yang tidak berjalan baik dalam kepengurusan yang lalu. Sekali lagi saya berharap Prabowo mampu memilih orang yang tepat untuk membantu tugas-tugasnya sebagai Ketua Umum PB IPSI. Sumber : Bola News http://www.bolanews.com

SILAT INDONESIA

10 Perguruan Historis Indonesia

No
Perguruan
Pengurus
Alamat
Telepon
Facsimile
1
Tapak Suci
HM. Muchlas Abror (Ketua)M. Rustam Djundap (Sekretaris)
Jl. K.H.A. Dahlan No. 103
(0274) 38182687888
(0274)373717
2
Phasadja Mataram
Drs. H.Tri Kaloka (Ketua)
Bausasran DN III/596, Yogyakarta 55211
(0274) 516 604

3
Per.p.i Harimurti
Sukowinadi (Ketua)Icok Darmoko (Ketua Harian)Karyanto (Sekretaris)
Jalan Semangu 31-B, Gedong Kuning, Yogyakarta 55171
(0274) 376833
(0274) 513092
4
Persaudaraan Setia Hati Terate
Tarmadji Boedirharsono (Ketua)R. Moerdjoko (Sekretaris)
Jl. MT. Haryono No 80Madiun
(351)51180(R)51548(K)
(351)52564
5
Perisai Diri
Nanang Sumindarto (Ketua)
Jl. Prapen Indah J/16RungkutSurabaya 60299
(031)8415764(K)835131(K)815764(K)
(031)831564
6
Perisai Putih
Drs. H. Abd. Hamid Mahmud, PhD. (Ketua)
Yayuk Sugeng (Sekum)
Jl. Asam Sulfat No 5Komplek Petro Kimia GresikJawa Timur
(031)39738385673836
HP:0816524788
(031)5673836
7
Persaudaraan Setia Hati
H.Harsoyo (Ketua)Gambiro (Ketua Harian)
Jl. Damai I/13, Cipete Utara,Jakarta Selatan
(021)7807583(R)7256415(R)

8
KPS Nusantara
H.Wawan Setiawan (Ketua Presidium)
Hadimulyo, BSc. (Pelatih Utama)
Jl. Teratai Putih I No. 171, Malaka Sari, Duren Sawit, Jakarta Timur
(021)8630063(HP)08129901883
(HP)08161816770
(021)86602395
9
Putra Betawi
Willem Aer (Ketua)
Jl. Cilosari No 29CikiniJakarta Pusat
(021)330902

10
PPSI
Otong Sunanthio (Ketua)
Jl. Kayumanis VII No 25RT.004/06Kel. KayumanisJakarta Timur
(021)8583213

PRASETYA PESILAT

Prasetya Pesilat


Kami Pesilat Indonesia adalah warga negara yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur
Kami Pesilat Indonesia adalah warga negara yang membela dan mengamalkan Pancasila dan UUD 1945
Kami Pesilat Indonesia adalah pejuang yang cinta bangsa dan tanah air Indonesia
Kami Pesilat Indonesia adalah pejuang yang menjunjung tinggi persaudaraan
Kami Pesilat Indonesia adalah pejuang yang senantiasa mengejar kemajuan dan kepribadian Indonesia
Kami Pesilat Indonesia adalah kesatria yang senantiasa menegakkan kebenaran, kejujuran dan keadilan
Kami Pesilat Indonesia adalah kesatria yang tahan uji dalam menghadapi cobaan dan godaan

IPSI

SUSUNAN PERSONALIA PENGURUS BESAR
IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA (PB. IPSI)
MASA BAKTI 2003 - 2007

Dewan Pembina :Eddie M. Nalapraya
Rosano Barack

Ketua Umum :Letjen TNI (Purn) H. Prabowo Subianto



Ketua :H. Oyong Karmayuda, SH


Drs. H. Gumbira Suganda


DR. Ir. Muhammad Taufik


Rachmat Gobel (merangkap Ketua Harian)

Sekretaris Umum :Erizal Chaniago
Sekretaris :H. Mansyur Soleh
Sekretaris :Fahmi Wardi



Bendahara Umum :Aulia Bonanza, SE
Bendahara :Harjono Siswanto, SE
Bendahara :Ir. Hadi Arti Siswoyo



Departemen Pembinaan Organisasi & Hubungan Luar Negeri
Ketua :Muslimin Mawi, SE
Anggota :HM. Bambang Rus Effendi
Iskandar A.
Ir. Andi Raviadi

Departemen Pembinaan Prestasi
Ketua :Tafsil Rimzal
Anggota :Edi Atmanto, SE
Ir. Taslim Azis


Wawan Setiawan

Departemen Pembinaan Seni Budaya
Ketua :Drs. H. Hisbullah Rachman
Anggota :Wahdat MY.
Sipit Tri Susilo
Yayuk Sugeng

Departemen Litbang


Ketua
:
Icu Zulkafil, MM
Anggota
:
Drs. Hariadi Mawardi


Ahmad Bunawar


Nur Ali, M.Pd.

Departemen Pembinaan Kerohanian
Ketua
:
H. Haidy Sugianto
Anggota
:
Aminuddin



Departemen Promosi & Pemasaran
Ketua
:
Rainier H. Daulay
Anggota
:
Joko Laksono


Rachmat Sofyan


Shinta Sari

Departemen Pembinaan, Pembibitan & Pemassalan
Ketua
:
Puji Handoko
Anggota
:
Limonu Katili


Ir. Deswan


Dede Iman Nugraha

Lembaga Pelatih


Ketua
:
Drs. Maryatno
Anggota
:
Drs. Johansyah Lubis


Asep Gunawan

Lembaga Wasit


Ketua
:
Erizal Chaniago
Anggota
:
H.A. Fanan Hasanudin


Katmujiono

Dewan Pertimbangan


Ketua
:
Mayjen TNI (Purn) Muchdi P.R
Anggota
:
H. Abdul Hamid


Rustadi Effendi


H. Tubagus Chasan Sohib


H. Harsoyo


H. Tarmadji, SE


H. Muchlas Abror


H. Deddy Suryadi, SE


H. Herwan Achmad


Ir. Nanang Soemindarto


Mas Pung


Enny Rukmini Sekarningrat

Majelis Pakar


Ketua
:
Arnowo Adji
Anggota
:
Drs. Edward Lebe


Hadimulyo


H. Zakaria


H.M. Shidieq, SP.Pka.


Poerwono


Djunaidi Asaad


H. Mulyono


H. Sakti Tamat


H. Suharbillah


Ir. Eddi Surohadi

Komisi Disiplin


Ketua
:
H. Andi Mappaganty
Anggota
:
Deni Trisyanto


I Gede Made Parasu


Imam Iskandar


Muriman


Rimawan


Trikaloka


M. Shadiq


Williem Aer


H. Haliadi Ika, MM.


Dr. Syarif Alwi

SMI BALI II

Sutriawati dan Wulandari akan Temui Prabowo
Denpasar (Bali Post) -Dua pesilat putri Komda Perguruan Pencak Silat (PPS) Satria Muda Indonesia (SMI) Bali, Ni Nyoman Sutriawati dan Kadek Wulandari, dijadwalkan bergabung ke pelantas di Jakarta pada Senin (1/11) ini. Namun, sebelum menghuni padepokan silat di Taman Mini Indonesia Indah itu, duet pesilat peraih emas PON XVI/2004 nomor ganda putri ini, terlebih dulu menemui pendiri sekaligus pembina utama SMI, Prabowo Soebianto.
Keberangkatan kedua pesilat bakal didampingi Ketua Harian Komda SMI Bali Nengah Sukama, S.Pd. Menurut Sukama, pihaknya sangat berkepentingan menemui Probowo yang kini menjabat Ketua PB IPSI menggantikan Eddy Nalapraya. ''Kami ingin meminta bantuan Pak Prabowo agar SMI Bali punya padepokan,'' jelas Sukama, Minggu (31/10) kemarin. Usai menemui Prabowo, baru kemudian Sutriawati dan Wulandari berlatih di pelatnas. Keduanya bersama sejumlah pesilat dari daerah lainnya dipersiapkan PB IPSI untuk mengikuti kejuaraan dunia yang akan digelar di Singapura pada Desember mendatang.
Wulandari mengaku harus meninggalkan bangku sekolah selama dua bulan guna memenuhi panggilan pelatnas. ''Inilah risiko sebagai atlet,'' ujar siswi SMAN 2 Denpasar ini.
Ia dan Sutriawati sama-sama menyatakan masih buta peta kekuatan lawan. ''Ini pengalaman pertama kali terjun pada kejuaraan dunia. Namun, berdasarkan informasi yang kami terima, pesilat Vietnam terkenal tangguh-tangguh,'' sebut Sutriawati didampingi Ketua Komwil SMI Kota Denpasar Ketut Resmiyasa.
SMI Bali belum begitu lama berdiri. Meski demikian, mereka kini sudah memiliki 5.000 anggota yang tersebar di seluruh Pulau Dewata. Hal itu membuat Sukama optimis tahun depan pesilatnya mampu berlaga pada Kejurda Bali. (022)
Sumber : balipost

SMI BALI

500 Pesilat SMI Ujian Kenaikan Tingkat
Denpasar (Bali Post) -Sekitar 500 pesilat Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia (PPS SMI) Padepokan Kalimutu (Denpasar), Unit Pupuan (Tabanan) dan Komwil Buleleng, menjalani ujian kenaikan tingkat di Batungsel, Pupuan, Tabanan, mulai Jumat (29/12) kemarin hingga Senin (1/1) 2007 nanti.
Peserta merupakan siswa SD, SMP, SMA, dan umum. Mereka adalah penghuni kebun agrowisata dan Puskud Bali Dwipa.
Ujian kenaikan tingkat dari pratama taruna ke madya, dari madya ke utama, dan dari utama ke satria utama.
Menurut Ketua Komda PPS SMI Bali Nengah Sukama, materi ujian pembinaan jasmani diserahkan kepada TNI-AD, sedangkan teknik bela diri ditangani duet pelatih dari pusat, yakni Darma Sudarma dan Agus Yanto.
Dijelaskannya, SMI Bali akan melebarkan sayapnya dengan membentuk Komwil Tabanan yang dipimpin Drs. Made Temaja Winaya, M.Si. Hingga kini baru ada enam komwil, yaitu Tabanan, Gianyar, Jembrana, Buleleng, Denpasar, dan Badung. ''Total anggota kami mencapai 11.000 pesilat,'' ucapnya.
Selanjutnya, akan menyusul pembentukan Komwil Bangli, Klungkung, dan Karangasem. ''Personel pengurus sudah siap,'' tuturnya. (022)
Sumber : balipost